Gerakan Roots Indonesia: Menteri Pendidikan Dorong Bersama Lawan Perundungan di Sekolah

Program Roots: Solusi Proaktif untuk Mengatasi Perundungan di Sekolah

Kebijakan, Nasional, UMUM250 Dilihat

NuansaPendidikan.co.id, Jakarta – Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) kembali mengadakan program Roots Indonesia Anti Perundungan, hasil kerja sama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) Indonesia dan Direktorat SMP, SMA, dan SMK Kemendikbudristek. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan urgensi penanganan perundungan di satuan pendidikan. Asesmen Nasional Tahun 2021 menunjukkan sekitar 25% peserta didik di Indonesia mengalami berbagai bentuk perundungan.

Sambutan Mendikbudristek

Dalam sambutan pada kegiatan Sosialisasi tersebut, Mendikbudristek menyatakan upaya pencegahan perundungan ini sebagai bagian dari gerakan bersama. Sejak 2021, program ini telah memberikan pendampingan kepada 7.369 sekolah di 34 provinsi. Sedikitnya,  melatih 13.754 fasilitator guru anti-perundungan, dan membentuk 43.442 siswa agen perubahan anti-perundungan.

“Salah satu upaya yang tengah kami lakukan untuk mengatasi perundungan di satuan pendidikan adalah menerapkan program Roots Indonesia. Sebagai sebuah gerakan tentunya upaya ini harus kita lakukan bersama. Pendidikan yang maju berawal dari sekolah yang bebas dari kekerasan,” ujar Nadiem.

Mendikbudristek menekankan dukungan pemerintah daerah, keterlibatan warga sekolah, peran orang tua, dan partisipasi masyarakat sekitar dalam menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyoroti peran dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota dalam mendukung pelaksanaan program Roots Indonesia 2023. Mereka diharapkan dapat memastikan keikutsertaan satuan pendidikan, mengawal dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), dan mengembangkan program Roots Indonesia di daerah masing-masing.

Sambutan Kepala Puspeka Kemendikbudristek

Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami, menegaskan peran penting dinas dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari perundungan. Acara sosialisasi di Bogor, Jawa Barat, merupakan langkah awal rangkaian program Roots Indonesia tahun 2023. Peserta dari Dinas Pendidikan Provinsi, menyatakan dukungan dan harapan agar program ini dapat efektif mencegah perundungan di sekolah.

“Melalui kegiatan ini, kita juga sekaligus ingin mensosialisasikan dan mengkoordinasikan rencana program Roots Indonesia di satuan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK tahun 2023 yang akan segera kita laksanakan mulai bulan Mei ini,” ujar Putri.

Sambutan Kacab Wilayah I

Kepala Cabang Wilayah I Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, Agus Sinaga, mengakui bahwa perundungan seringkali terjadi di lingkungan sekolah. Agus mengatakan hal tersebut terjadi, baik dalam bentuk verbal, fisik, maupun psikis.

“Disadari atau tidak, perundungan sering terjadi di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara mendukung program Roots yang sejalan dengan upaya pencegahan tindak perundungan,” ungkap Agus Sinaga.

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara telah memiliki program Sekolah Menyenangkan Ramah Anak yang memiliki tujuan sejalan dengan program Roots. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan anak-anak. Agus Sinaga, menambahkan bahwa dukungan dari dinas pendidikan dapat diwujudkan melalui alokasi anggaran. Menurut Agus,  seperti melibatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau melakukan revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung program khusus anti perundungan.

“Pada dasarnya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara sangat mendukung program kementerian, seperti yang sudah kami lakukan melalui Sekolah Penggerak di SMA dan SMK Pusat Keunggulan. Dengan acara sosialisasi hari ini, kita harapkan ke depannya bisa mengalokasikan anggaran melalui dana BOS atau revisi APBD untuk program khusus anti perundungan,” tutur Agus.

Sebagai peserta acara sosialisasi, Staf Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Moh. Hariyanto, juga memberikan tanggapan positif terhadap program Roots. Meskipun Jawa Tengah belum memiliki program khusus untuk mengatasi perundungan, namun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah sudah mengalokasikan anggaran untuk program-program penguatan karakter. Beberapa hal yang termasuk adalah,  bela negara dan pencegahan perundungan.

“Program Roots ini bagus, kalau bisa program ini dapat terimplementasi ke seluruh jenjang pendidikan. Kita khususkan di daerah Provinsi Jawa Tengah, agar pencegahan perundungan di sekolah bisa semakin efektif,” pungkas Moh. Hariyanto.

 

Komentar