DiksiNasi, Ciamis – Sebanyak 70 paguron turut serta dalam Pasanggiri Pencak Silat tingkat Kabupaten Ciamis.
Ajang seleksi ini bertujuan mencari jawara yang akan mewakili Ciamis di tingkat Provinsi Jawa Barat, dengan harapan bisa melaju hingga tingkat nasional.
Seleksi Berjenjang Pasanggiri Pencak Silat Ciamis
Ketua PPSI DPC Ciamis, Imanuel Yahya yang akrab dipanggil Abah Iman Purba, menjelaskan bahwa seleksi dilakukan secara bertahap.
“Pasanggiri ini berlangsung berjenjang dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. Yang istimewa, penyandang disabilitas juga mendapat kesempatan untuk unjuk gigi,” ujar Abah Iman.
Ia juga mensosialisasikan hal ini ke seluruh paguron di Ciamis.
“Saya harap setiap paguron dapat merangkul para penyandang disabilitas. Mereka pun memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menampilkan aksi terbaiknya,” tambahnya.
Langkah ini diambil sejalan dengan kebijakan PPSI Pusat yang telah menetapkan kategori Difabel sebagai salah satu kategori wajib.
Abah Iman berharap hal ini dapat membuka peluang akademik bagi para atlet berprestasi.
“Semoga beberapa instansi akademik dapat memberikan porsi atau ruang bagi para atlet berprestasi. Saya sangat berharap, Ciamis jangan ketinggalan dari daerah lain yang sudah memulainya lebih dulu,” katanya.
Sinergi antara PPSI dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis semoga segera terwujud agar para atlet berprestasi mendapatkan kesempatan yang sama seperti pendahulunya, Wewey Wita.
“Salah satu hal yang bisa terjadi adalah, masuk sekolah favorit melalui jalur prestasi tanpa harus ikut zonasi,” ujar Abah Iwan.
Saat ini, hanya satu sekolah yang menerima siswa melalui jalur prestasi pencak silat, yaitu Sekolah Tinggi Islam di Tasikmalaya.
“Alhamdulillah, saya bisa menembuskan mahasiswa baru melalui jalur prestasi ke STAI Condong,” kata Abah Iman.
Berharap Perhatian Pemerintah
Abah Iman juga berharap Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis memasukkan Pasanggiri ini ke dalam kalender tahunan acara wisata.
“Event ini kan berlangsung setahun sekali, saya berharap Dispar memasukkannya ke kalender tahunan acara wisata,” ucapnya.
Selain menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ciamis, Abah Iman yakin kegiatan ini bisa membangkitkan kembali semangat perguruan silat di daerah.
“Tanpa adanya sinergi dengan pemerintah, sulit bagi kita untuk berkembang. Selain menaikkan potensi wisata dari bidang kuliner, kenapa tidak dari kesenian yang sudah menjadi tradisi pun mendapat lirikan dari pemerintah,” tambahnya.
Ciamis yang kaya akan budaya, seharusnya mendapatkan perhatian maksimal.
“Dengan adanya kegiatan seni dan budaya seperti pencak silat ini, bisa mengurangi sisi negatif dari gawai serta memaksimalkan potensi wisata dalam kota,” papar Abah Iman.
Abah Iman juga menyoroti pengaruh negatif dari kegiatan anak muda di luar jam sekolah.
“Dengan rutinitas latihan, kita bisa menghindarkan anak kita dari kegiatan negatif seperti geng motor.
Hal ini tentu saja bisa mereka isi dengan rutinitas latihan dan kegiatan positif,” jelas Abah Iwan.
Dalam ajang ini, hadir sebagai jajaran juri para ahli dari Bandung, Majalengka, Tasikmalaya, dan Ciamis.
“Juri dari Bandung satu, Majalengka satu, Tasikmalaya dua, dan dari lokal ada tiga orang yang sudah mendapatkan pelatihan,” ungkap Abah Iwan.
Penugasan juri ini mendapat surat tugas langsung dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk menjaga netralitas.
“Juri penilai memiliki surat tugas langsung dari DPP. Netralitas menjadi alasan kuat penugasan langsung tersebut,” tutup Abah Iwan.
Dengan Pasanggiri ini, semoga Ciamis dapat terus mengembangkan potensi lokal dan memberikan ruang bagi para atlet muda untuk bersinar di kancah yang lebih tinggi.
Komentar