Bandung,Nuansa Pendidikan – Sekelompok mahasiswa dari program studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mengembangkan inovasi kertas ramah lingkungan yang disebut “BioKertas”. Di bawah koordinasi Muhammad Labib Widianto, mahasiswa Teknik Bioenergi dan Kemurgi, mereka sukses mengolah limbah ampas tebu dan sabut kelapa yang kerap tidak terpakai menjadi lembaran kertas multifungsi yang memiliki nilai ekonomis.
Inovasi BioKertas ini berbeda dari kertas daur ulang pada umumnya, terutama dari segi bahan baku utama, tekstur yang dihasilkan, serta nilai ekonomisnya. “Inovasi BioKertas ini adalah pembuatannya berbahan dasar dari penggabungan dua limbah organik yaitu ampas tebu dan sabut kelapa yang masih banyak tidak terpakai,” jelas Labib.
Proses pembuatannya melibatkan beberapa tahap. Pertama, ampas tebu dan sabut kelapa dikeringkan di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air, lalu dipotong kecil-kecil. Bahan tersebut kemudian direbus selama 30 menit, dan ditambahkan larutan NaOH 3% serta Alkohol 70% sebelum direbus kembali hingga mendidih. Setelah ditiriskan, bahan dihaluskan hingga menjadi bubur kertas (pulp). Pulp ini kemudian dicampur dengan larutan pengental dari tapioka dan kaolin sebelum dicetak menjadi lembaran kertas.
BioKertas ini menunjukkan keunggulan sebagai material yang dapat digunakan untuk menulis dengan pulpen secara normal. Selain itu, produk ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kemasan makanan ramah lingkungan. Inovasi ini dipresentasikan dalam sebuah pameran bertajuk ALICE: Abyanara’s Legendary Imagination, Creativity, and Enchantment. Acara tersebut diinisiasi oleh mahasiswa dari program studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi dengan tujuan menyoroti bahwa limbah dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi yang menggambarkan sebuah keajaiban.
Labib mengakui ada beberapa tantangan dalam proses pembuatannya, terutama pada proses pemasakan yang volume airnya harus presisi dan proses pengeringan yang masih bergantung pada cuaca karena menggunakan sinar matahari.
Meskipun memiliki potensi nilai jual yang menarik dengan target pasar di industri kertas, proyek ini masih membutuhkan pengujian lanjutan. Labib menjelaskan bahwa uji tarik dan kekuatan terhadap BioKertas belum dilakukan. Selain itu, untuk aplikasi pada kemasan pangan, masih perlu pengembangan lebih lanjut agar bahan yang digunakan benar–benar aman.
Sumber : Website ITB
Editor : Redaksi
Mahasiswa ITB Mengolah Ampas Tebu dan Sabut Kelapa Menjadi Kertas Multifungsi Bernilai Ekonomis
Ubah Ampas Tebu dan Sabut Kelapa Jadi Kertas Multifungsi Bernilai Jual




















Komentar