Kontribusi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Memiliki Peran Penting Dalam Ketahanan Pangan Indonesia

(SMK) Memiliki Peran yang Sangat Penting Dalam Memperkuat Ketahanan Pangan Indonesia

Jakarta,Nuansa Pendidikan – Kemendikdasmen – Dalam rangka acara Simposium Penyelarasan dan Revitalisasi Vokasi Bidang Ketahanan Pangan bertajuk “Dari SMK untuk Kedaulatan Pangan Bangsa, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, mengungkapkan pandangannya mengenai pentingnya peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa masa depan ketahanan pangan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dari pendidikan vokasi, terutama lulusan di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.

Wamendikdasmen menjelaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan bahan pangan, tetapi juga menyangkut keberlanjutan sistem produksi, efisiensi rantai pasok, hingga kompetensi tenaga kerja yang mengelolanya. Ia menilai bahwa peran SMK dengan fokus pada sektor pangan menjadi sangat penting dalam ekosistem ini.

Teknologi dan Industri Sebagai Arah Baru SMK

Dalam hal transformasi pendidikan vokasi melalui pemanfaatan teknologi dan industri, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, menyoroti bahwa perubahan iklim telah menjadi tantangan serius bagi sektor pangan, termasuk penurunan produksi hasil tani seperti beras, susu, dan daging sapi. Menurutnya, SMK dapat memainkan peranan vital sebagai agen perubahan dengan menguasai teknologi pertanian modern untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Ia menyebutkan bahwa siswa SMK yang mahir dalam memanfaatkan teknologi seperti pertanian pintar (smart farming) dan sistem irigasi cerdas dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi, mengurangi food loss, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.

Arif juga menekankan pentingnya inovasi teknologi di SMK untuk memperkuat rantai pasok pangan serta mengurangi tingkat food loss dan food waste. Dengan menggunakan mekanisasi modern, pemupukan berbasis presisi, hingga aplikasi data digital, lulusan SMK diyakini mampu meningkatkan hasil produksi tanpa harus bergantung pada ekspansi lahan. Upaya ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan secara nasional tetapi juga mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pelaku andal dalam sektor pertanian, perikanan, serta peternakan.

Sebagai langkah lebih lanjut, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Arie Wibowo Khurniawan, menyoroti pentingnya menciptakan keselarasan yang kokoh antara jumlah lulusan SMK dan kebutuhan nyata di lapangan kerja. Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa para lulusan tersebut dapat terserap secara optimal, terutama dalam sektor-sektor strategis seperti industri dan pertanian. Ia menjelaskan bahwa sektor pertanian memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyerap lulusan SMK, asalkan ada dukungan nyata di sisi permintaan, misalnya dengan memberikan penghasilan tetap bagi generasi muda yang bekerja sebagai petani atau nelayan. Hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi anak muda untuk mempertimbangkan berkarir di bidang tersebut, yang selama ini sering kali dianggap kurang diminati.

Lebih jauh, Arie menguraikan tentang tujuh peran strategis yang akan diemban oleh SMK di masa depan. Peran-peran tersebut mencakup pengembangan lembaga sebagai pusat inovasi riset terapan, penyedia fasilitas inkubator UMKM berbasis pangan, akselerator teknologi bagi pedesaan, hingga sebagai mitra strategis food estate dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Ia juga memberikan perhatian khusus pada pentingnya mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi dalam kurikulum SMK. Penggunaan perangkat teknologi mutakhir seperti drone untuk pemetaan atau monitoring lahan pertanian, traktor dengan teknologi modern untuk efisiensi kerja, dan sistem irigasi cerdas dianggap sebagai elemen kunci yang harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka siap menghadapi tantangan dan tuntutan di dunia kerja yang semakin kompleks.

SMK Memegang Peranan Penting dalam Rantai Pangan

Sebagai langkah mendukung penguatan sektor pangan, Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Alan Frendy Koropitan, menyoroti pentingnya peran SMK vokasi pangan dalam upaya penciptaan lapangan kerja sekaligus memperkuat sisi permintaan (demand). Ia menjelaskan bahwa sebagian besar peluang kerja di sektor pangan berada di ranah usaha mikro, kecil, dan menengah, terutama di kawasan pesisir dan pedesaan. Oleh karena itu, SMK perlu berfungsi sebagai motor penggerak ekosistem pangan lokal serta pendukung pertumbuhan ekonomi biru.

Alan juga menekankan bahwa tugas SMK tidak hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga harus mampu melahirkan pelaku usaha di bidang pangan dan kelautan yang unggul, inovatif dalam teknologi, serta memiliki kemampuan menciptakan lapangan kerja baru. Ia menilai SMK seharusnya menjadi pelopor dalam membangun ekosistem ketahanan pangan, alih-alih sebatas sebagai pengikut. Pendidikan vokasi wajib hadir guna memenuhi kebutuhan nyata yang ada di industri.

Sementara itu, dari perspektif sektor industri, Vice President PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Agus Wahyudi, menggarisbawahi bahwa SMK merupakan komponen signifikan dalam rantai pasok industri pangan, khususnya di subsektor perunggasan. Ia menyebut, ketahanan pangan adalah kemampuan suatu negara dalam menjamin ketersediaan bahan pangan yang memadai, aman, bergizi, dan terjangkau bagi masyarakat secara luas. Dalam hal ini, industri pangan sangat membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan keberadaan SMK menjadi elemen vital untuk mendukung kebutuhan tersebut.

Melalui simposium ini, ditegaskan bahwa SMK yang fokus pada bidang pertanian, perikanan, dan peternakan memiliki posisi strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan peningkatan kompetensi lulusan, penerapan teknologi modern, serta sinergi bersama industri dan lembaga riset, SMK dapat menjadi pelopor utama dalam memajukan ekosistem pangan di Indonesia.

 

Jurnalis : Destian Rifki

Editor : Redaksi