Bandung,Nuansa Pendidikan — Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirimkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile sebagai bentuk dukungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang terdampak bencana di Kota Langsa, Provinsi Aceh. Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen ITB dalam merespons situasi darurat sekaligus mendukung proses pemulihan pascabencana.
Di wilayah terdampak, akses terhadap air bersih dan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) masih sangat terbatas. Banyak warga terpaksa tinggal di tenda pengungsian dan harus menempuh jarak cukup jauh untuk mendapatkan air bersih.
IPA Mobile yang dikirim ini memiliki kapasitas produksi hingga 2 liter per detik atau sekitar 7.000 liter setiap jamnya. Dalam situasi normal, instalasi tersebut dapat melayani kebutuhan air minum dan MCK bagi sekitar 200 kepala keluarga atau setara 800 orang. Dalam situasi darurat, perangkat ini mampu mendukung kebutuhan 1.200 hingga 1.600 orang.
Prof. Dr. Ir. Bagus Budiwantoro, Ketua Tim dari Kelompok Keahlian Perancangan Teknik dan Produksi di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, menjelaskan bahwa IPA Mobile dirancang untuk mengatasi masalah layanan air bersih di wilayah yang belum terjangkau. Sistem ini memanfaatkan berbagai sumber air baku, seperti sungai, danau, situ, hingga embung.
Pengiriman instalasi ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK ITB), dibawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, dengan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Ikatan Alumni ITB (IA ITB), Rumah Amal Salman (RAS), Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, serta Yayasan LAPI ITB. IPA Mobile diberangkatkan pada Jumat, 19 Desember 2025, melalui jalur darat menuju Pelabuhan Tanjung Priok dan selanjutnya dilanjutkan dengan pengiriman lewat jalur laut ke Lhokseumawe, Aceh. Unit ini dijadwalkan tiba di lokasi pada Rabu, 24 Desember 2025.
Setelah sampai di Aceh, IPA Mobile akan ditempatkan di kawasan Taman Krueng Langsa, dengan sumber air baku berasal dari Sungai Krueng Langsa. Proses penempatan perangkat telah dikoordinasikan dengan pihak satuan kerja penanganan bencana setempat. Air hasil pengolahan selanjutnya akan didistribusikan ke posko-posko pengungsian menggunakan mobil tangki.
Instalasi ini dirancang untuk mengolah berbagai jenis air baku sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Selain itu, air hasil pengolahan telah memenuhi standar air minum sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/SK/IV/2010. Meski demikian, masyarakat tetap disarankan untuk memasak air sebelum dikonsumsi sebagai langkah antisipasi terhadap potensi kontaminasi selama proses distribusi.
IPA Mobile merupakan perangkat portabel yang dikembangkan untuk digunakan di wilayah dengan keterbatasan akses air bersih maupun dalam kondisi darurat. Perangkat ini merupakan hasil kolaborasi tim lintas keahlian di ITB dan dirancang sedemikian rupa agar fleksibel untuk kondisi darurat.
Perangkat tersebut direncanakan beroperasi di Aceh selama dua hingga tiga bulan ke depan. ITB berharap inovasi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih dan mendukung proses pemulihan pascabencana di wilayah tersebut.
Sumber : Website ITB
Editor : Redaksi
ITB Berikan Bantuan Instalasi Pengolahan Air ke Daerah Bencana
Institut Teknologi Bandung (ITB) mengirimkan bantuan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile



















Komentar