Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menyelenggarakan pelatihan Jumantik Inklusif Berbasis Masyarakat di Banyumas

UMP Gelar Pelatihan Jumantik Inklusif Berbasis Masyarakat

Banyumas,Nuansa Pendidikan – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengadakan Pelatihan Jumantik Inklusif dengan tema Pemberdayaan Warga dalam Pengendalian Nyamuk untuk mewujudkan Banyumas Bebas DBD pada tahun 2030. Program ini didukung oleh Royal Entomological Society (RES), Inggris, melalui skema Equality, Diversity, and Inclusion (EDI) Grant. Hibah tersebut diberikan kepada Juli R. Wuliandari, Ph.D., seorang ahli entomologi vektor dengue dari Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UMP. Kamis, 25 Desember 2025

Juli R. Wuliandari menyoroti pentingnya partisipasi aktif masyarakat sebagai kunci utama dalam pengendalian dengue. Ia mengungkapkan bahwa pendekatan kebijakan top-down selama ini belum cukup efektif, sebagaimana terlihat dari kasus DBD yang terus terjadi di wilayah endemik seperti Banyumas.

Pengendalian dengue tidak cukup bergantung pada arahan dari struktur birokrasi. Tanpa peran aktif masyarakat di level rumah tangga dan komunitas, siklus penularan akan terus berulang. Oleh sebab itu, RES mendukung pendekatan berbasis masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.

Acara ini resmi dibuka oleh Akhmad Darmawan, Ph.D., Wakil Rektor IV UMP, dan turut dihadiri oleh beragam pemangku kepentingan lintas sektor. Pesertanya antara lain mencakup anggota PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia) Cabang Banyumas, penyandang disabilitas tuna daksa, kader PKK dan Jumantik, pelajar, anggota Karang Taruna, serta pengurus tempat ibadah dari Desa Purwodadi di Kecamatan Kembaran, Kelurahan Karangklesem di Kecamatan Purwokerto Selatan, dan Desa Kedungrandu di Kecamatan Patikraja.

Dalam sambutannya, Akhmad Darmawan menegaskan bahwa UMP memikul tanggung jawab strategis tidak hanya dalam bidang pendidikan dan penelitian, tetapi juga dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Menurutnya, pelatihan ini merepresentasikan pengabdian kampus yang berdampak nyata melalui kolaborasi dengan masyarakat lokal serta mitra internasional seperti Royal Entomological Society demi membangun sistem pencegahan DBD yang berkelanjutan.

Kegiatan tersebut semakin kaya oleh kuliah umum yang menghadirkan Prof. Endang Srimurni, seorang peneliti Wolbachia dari Universitas Jenderal Soedirman; Arif Burhanudin, MPH, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas; dan Supriatin, S.Tr.KL yang mewakili TP PKK Kabupaten Banyumas. Diskusi dalam forum ini memaparkan integrasi antara pendekatan ilmiah, teknologi pengendalian vektor, dan peran sosial komunitas guna menekan risiko DBD secara signifikan.

Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus pemimpin pelatihan Inclusive Entomology for Dengue Prevention: Empowering Underrepresented Rural Communities in Central Java, Indonesia menekankan bahwa pengendalian nyamuk tidak dapat dilakukan secara parsial. Pendekatan ini membutuhkan keterlibatan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Dengan pemberdayaan komunitas dan peningkatan kesadaran lingkungan, upaya berkelanjutan dalam mencegah DBD diharapkan dapat terwujud. Program ini dirancang menjadi model pengendalian dengue berbasis warga yang menempatkan masyarakat, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas, sebagai garda terdepan dalam upaya pengendalian vektor di tingkat akar rumput.

Sumber : Web UMP

Editor : Redaksi

banner 336x280

Komentar