Genjot Keterserapan Kerja Lulusan SMK, 3.186 Siswa SMK Ikuti Program Magang Kerja Luar Negeri

Genjot Keterserapan Kerja Lulusan SMK di Jawa Timur

Daerah45 Dilihat

Surabaya,Nuansa Pendidikan – Dinas Pendidikan Jawa Timur telah merancang tiga langkah strategis untuk mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dari lulusan SMK, sejalan dengan tingginya kebutuhan dan minat dunia industri baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Berdasarkan usulan terbaru untuk tahun 2026, minat siswa SMK pada program Magang Kerja luar negeri menunjukkan angka yang signifikan, dengan 3.186 siswa kelas 12 dan 13 diusulkan mengikuti program tersebut. Selain itu, sebanyak 1.734 lulusan SMK dinyatakan siap diberangkatkan sebagai Pekerja Migran Profesional. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyebut capaian ini membanggakan, namun juga menegaskan pentingnya persiapan kompetensi para siswa untuk bersaing di pasar global.

Hampir 5.000 siswa dari Jawa Timur diproyeksikan akan masuk ke pasar global di 11 negara, di antaranya Jepang, Korea Selatan, Jerman, Malaysia, Singapura, Australia, Arab Saudi, China, Bulgaria, Brunei Darussalam, dan Taiwan. Aries menyampaikan bahwa ini merupakan pencapaian besar. Namun demikian, ia menyoroti pentingnya peningkatan kemampuan berbahasa asing karena menjadi salah satu tantangan utama bagi para siswa dalam merebut peluang di industri global.

Untuk itu, tiga langkah strategis telah disiapkan guna mendukung peningkatan daya saing lulusan SMK. Langkah pertama adalah memperkuat sinergi antara SMK dan industri (link and match). Sekolah didorong untuk melibatkan industri dalam proses pembelajaran, baik melalui pemberian materi, pengajaran teknik kejuruan, hingga praktik kerja langsung. Kolaborasi ini dianggap sebagai kunci penting agar lulusan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Langkah kedua mencakup percepatan sertifikasi kompetensi dan penyediaan mikro-kredensial. Aries menggarisbawahi pentingnya sertifikasi berupa “paspor kompetensi” yang diakui secara profesional, terutama untuk lulusan yang akan bersaing di lingkup internasional. Ia juga menekankan bahwa karakter dan disiplin tetap menjadi fondasi utama kesuksesan siswa, mengingat beberapa peserta magang sebelumnya terpaksa dipulangkan akibat kurangnya kedisiplinan.

Langkah ketiga adalah memperluas perlindungan dan akses ke pasar kerja bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dindik Jatim mengharapkan masukan dari PMI dapat membantu penyesuaian program magang agar lebih berkelanjutan dan dapat menjamin penempatan kerja setelah kelulusan. Dengan catatan bahwa sekitar 26–27% pekerja migran Indonesia berasal dari Jawa Timur, upaya ini menjadi sangat relevan.

Menurut Aries, saat ini dibutuhkan peningkatan masif dalam sertifikasi kompetensi, penguasaan bahasa asing, serta wawasan mengenai budaya dan regulasi negara tujuan. Hal ini dianggap penting agar lulusan SMK mampu bersaing secara profesional di kancah global.

Terkait sektor industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja, Aries menyebutkan bidang seperti otomotif (termasuk kendaraan listrik), manufaktur modern, logistik, pariwisata, hingga industri kreatif serta kesehatan dan farmasi. Ia juga meminta sekolah untuk mengoptimalkan peran Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK agar lebih proaktif dalam menjembatani siswa dengan peluang kerja nyata. Di samping itu, ia menekankan pentingnya pembaruan kurikulum sesuai perkembangan kebutuhan industri serta pembentukan budaya kerja profesional dan literasi digital bagi para siswa.

Sebagai wujud komitmen memperluas peluang kerja bagi lulusan SMK, Dindik Jatim menandatangani nota kesepahaman dengan mitra dari dunia usaha dan industri seperti Archipelago International, K24 Indonesia, PT Charoen Pokphand Tbk, Indonesia Fashion Chamber, dan United Tractors.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada sejumlah SMK melalui program Entrepreneur Vokasi Kreatif Terpadu (Pervekt). Penerima penghargaan ini di antaranya adalah SMKN 5 Surabaya (Best Creative Innovation), SMKN 1 Banyuwangi (Best Creative Outlet), SMKN 3 Probolinggo (Best Creative Product), SMKN 1 Sidayu (Best Creative Transaction), SMKN 1 Donorojo (Best Creative Profile), SMKN 1 Buduran (Best Creative Idea), dan SMKN 7 Surabaya (Best Creative Promotion). Sarasehan ini menjadi ajang apresiasi sekaligus motivasi bagi sekolah-sekolah lainnya dalam mendukung pengembangan lulusan yang berkualitas.

 

By Redaksi